Rabu, 13 Maret 2013

Pendekatan Teoretis Terhadap Abnormalitas (Gangguan-gangguan Psikologis)



1. Pendekatan Biologis
Pendekatan biologis memandang abnormalitas sebagai gangguan internal. Otak, genetik, dan fungsi neurotransmitter yang menyebabkan abnormalitas. Pendekatan biologis tampak pada model medis yang mendeskripsikan abnormalitas sebagai penyakit medis dengan penderita disebut pasien dan ditangani oleh dokter. Oleh karena itu, dalam pendekatan biologis ini penanganan abnormalitasnya dengan menggunakan terapis obat.

2. Pendekatan Psikologi
Munculnya abnormalitas karena adanya faktor-faktor psikologi yang terlibat.
a.       Sudut pandang psikodinamika
Sudut pandang psikodinamika menganggap bahwa gangguan psikologis muncul dari masalah-masalah yang tidak disadari sehingga menimbulkan kecemasan dan perilaku maladaptif. Masalah-masalah yang tidak disadari itu muncul ketika masa kanak-kanak awal, karena tidak terselesaikan masalah-masalah tersebut terdorong masuk ke dalam id. Konflik seksual juga menjadi kunci memahami prilaku abnormal ini.
b.      Sudut pandang behaviorisme
Sudut pandang ini menyatakan bahwa abnormalitas terjadi karena sistem reward dan punishment dari lingkungannya yang tidak pada tempatnya. Hal ini menunjukkan bahwa factor lingkungan berperan dalam abnormalitas. 
c.       Sudut pandang kognitif
Abnormalitas terjadi karena adanya faktor lingkungan. Namun, fokus pada faktor sosial kognitif yang berdasarkan pada cara berpikir seseorang tentang pengamatannya, harapan-harapan, dirinya sendiri, serta lingkungannya.
d.      Sudut pandang sifat
Sudut pandang ini menyatakan bahwa karakterristik individu merupakan pengukuran terhadap gangguan psikologis, terutama gangguan kepribadian. Sudut pandang ini menganggap karakteristik dan perilaku individu yang atipikal dari populasi merupakan abnormalitas.
e.       Sudut pandang humanistik
Kualitas pribadi seseorang, kemampuannya bertahan, kebebasannya dalam menentukan tujuan merupakan fokus dari sudut pandang ini. Abnormalitas muncul karena tekanan dari lingkungannya yang menyebabkan seseorang itu tidak mampu untuk mengembangkan potensinya.

3. Pendekatan Sosio-kultural
Pendekatan ini memandang bahwa gangguan psikologis muncul karena konteks sosial, seperti status ekonomi, etnis, gender, budaya, dan sebagainya. Misalnya, gangguan psikologis muncul pada seorang anggota keluarga. Jika menggunakan pendekatan ini, maka faktor terjadinya gangguan psikologis adalah ketidak efektifan dari fungsi keluarga. Individu dengan penghasilan rendah lebih rentan terhadap gangguan psikologis daripada yang berpenghasilan tinggi.

4. Pendekatan Interaksi (Model Biopsikosial)
Pendekatan ini menyatakan adanya interaksi antara faktor biologis, psikologi, dan sosial yang menyebabkan munculnya gangguan psikologis. Ketiga elemen ini membentuk kombinasi unik yang membedakan satu individu dengan individu lain. Pendekatan ini menyatakan bahwa diantara faktor-faktor tersebut, tidak ada yang dianggap lebih penting karena ketiga faktor tersebut saling memengaruhi satu sama lain.


Referensi:

Fitri Fausiah dan Julianti Widury. 2005. Psikologi Abnormal Dewasa Klinis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
King, Laura A. 2010. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika
Lahey, Benjamin B. 2007 Psychology An Introduction. New York: McGraw-Hill


Tidak ada komentar:

Posting Komentar