1. Pendekatan
Biologis
Pendekatan biologis memandang abnormalitas sebagai
gangguan internal. Otak, genetik, dan fungsi neurotransmitter yang menyebabkan
abnormalitas. Pendekatan biologis tampak pada model medis yang mendeskripsikan
abnormalitas sebagai penyakit medis dengan penderita disebut pasien dan
ditangani oleh dokter. Oleh karena itu, dalam pendekatan biologis ini
penanganan abnormalitasnya dengan menggunakan terapis obat.
2. Pendekatan
Psikologi
Munculnya abnormalitas karena adanya faktor-faktor
psikologi yang terlibat.
a. Sudut
pandang psikodinamika
Sudut
pandang psikodinamika menganggap bahwa gangguan psikologis muncul dari
masalah-masalah yang tidak disadari sehingga menimbulkan kecemasan dan perilaku
maladaptif. Masalah-masalah yang tidak disadari itu muncul ketika masa
kanak-kanak awal, karena tidak terselesaikan masalah-masalah tersebut terdorong
masuk ke dalam id. Konflik seksual juga menjadi kunci memahami prilaku abnormal
ini.
b. Sudut
pandang behaviorisme
Sudut
pandang ini menyatakan bahwa abnormalitas terjadi karena sistem reward dan punishment dari lingkungannya yang tidak pada tempatnya. Hal ini
menunjukkan bahwa factor lingkungan berperan dalam abnormalitas.
c. Sudut
pandang kognitif
Abnormalitas
terjadi karena adanya faktor lingkungan. Namun, fokus pada faktor sosial
kognitif yang berdasarkan pada cara berpikir seseorang tentang pengamatannya,
harapan-harapan, dirinya sendiri, serta lingkungannya.
d. Sudut
pandang sifat
Sudut
pandang ini menyatakan bahwa karakterristik individu merupakan pengukuran
terhadap gangguan psikologis, terutama gangguan kepribadian. Sudut pandang ini
menganggap karakteristik dan perilaku individu yang atipikal dari populasi
merupakan abnormalitas.
e. Sudut
pandang humanistik
Kualitas
pribadi seseorang, kemampuannya bertahan, kebebasannya dalam menentukan tujuan
merupakan fokus dari sudut pandang ini. Abnormalitas muncul karena tekanan dari
lingkungannya yang menyebabkan seseorang itu tidak mampu untuk mengembangkan
potensinya.
3. Pendekatan
Sosio-kultural
Pendekatan ini memandang bahwa gangguan psikologis
muncul karena konteks sosial, seperti status ekonomi, etnis, gender, budaya,
dan sebagainya. Misalnya, gangguan psikologis muncul pada seorang anggota
keluarga. Jika menggunakan pendekatan ini, maka faktor terjadinya gangguan
psikologis adalah ketidak efektifan dari fungsi keluarga. Individu dengan
penghasilan rendah lebih rentan terhadap gangguan psikologis daripada yang
berpenghasilan tinggi.
4. Pendekatan
Interaksi (Model Biopsikosial)
Pendekatan ini menyatakan adanya interaksi antara
faktor biologis, psikologi, dan sosial yang menyebabkan munculnya gangguan
psikologis. Ketiga elemen ini membentuk kombinasi unik yang membedakan satu
individu dengan individu lain. Pendekatan ini menyatakan bahwa diantara
faktor-faktor tersebut, tidak ada yang dianggap lebih penting karena ketiga
faktor tersebut saling memengaruhi satu sama lain.
Referensi:
Referensi:
Fitri Fausiah dan
Julianti Widury. 2005. Psikologi Abnormal Dewasa Klinis. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia
King, Laura A.
2010. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika
Lahey, Benjamin B.
2007 Psychology An Introduction. New York: McGraw-Hill
Tidak ada komentar:
Posting Komentar